قال الله: هذا طريق مستقيم معتدل موصل إليَّ وإلى دار كرامتي. إن عبادي الذين أخلصوا لي لا أجعل لك سلطانًا على قلوبهم تضلُّهم به عن الصراط المستقيم، لكن سلطانك على مَنِ اتبعك مِنَ الضالين المشركين الذين رضوا بولايتك وطاعتك بدلا من طاعتي.
(Berfirmanlah Allah) swt. ("Inilah jalan yang lurus; kewajiban Akulah memeliharanya")
Tafsir Tahlili
Allah swt mengecam Iblis dengan ayat ini bahwa apa yang dinyatakan Iblis itu tidak semuanya benar karena ia tidak dapat memperdaya hamba-hamba-Nya yang saleh. Ini dikatakan Allah sebagai jalan yang lurus. Dia memberi pahala semua amal baik seorang hamba dan membalas dengan siksa semua amal buruk seseorang.
Untuk menghilangkan keragu-raguan yang mungkin dipahami pada ayat-ayat yang lalu maka Allah swt menegaskan dalam ayat ini, bahwa hamba-hamba Allah yang ikhlas beriman tidak seorang pun yang dapat dikuasai setan. Semuanya telah diberi taufik untuk beriman, melaksanakan perintah-perintah Allah, dan menghentikan semua larangan-Nya. Godaan apapun tidak akan mempengaruhi iman mereka. Hal ini ditegaskan oleh Allah dalam firman-Nya yang lain:
وَقَالَ الشَّيْطٰنُ لَمَّا قُضِيَ الْاَمْرُ اِنَّ اللّٰهَ وَعَدَكُمْ وَعْدَ الْحَقِّ وَوَعَدْتُّكُمْ فَاَخْلَفْتُكُمْۗ وَمَا كَانَ لِيَ عَلَيْكُمْ مِّنْ سُلْطٰنٍ اِلَّآ اَنْ دَعَوْتُكُمْ فَاسْتَجَبْتُمْ لِيْ ۚفَلَا تَلُوْمُوْنِيْ وَلُوْمُوْٓا اَنْفُسَكُمْۗ مَآ اَنَا۠ بِمُصْرِخِكُمْ وَمَآ اَنْتُمْ بِمُصْرِخِيَّۗ اِنِّيْ كَفَرْتُ بِمَآ اَشْرَكْتُمُوْنِ مِنْ قَبْلُ ۗاِنَّ الظّٰلِمِيْنَ لَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ ٢٢
Dan setan berkata ketika perkara (hisab) telah diselesaikan, ”Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan aku pun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku, tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku tidak dapat menolongmu, dan kamu pun tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu.” Sungguh, orang yang zalim akan mendapat siksaan yang pedih. (Ibrāhīm/14: 22)
Firman Allah swt:
اِنَّهٗ لَيْسَ لَهٗ سُلْطٰنٌ عَلَى الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَلٰى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَ ٩٩ اِنَّمَا سُلْطٰنُهٗ عَلَى الَّذِيْنَ يَتَوَلَّوْنَهٗ وَالَّذِيْنَ هُمْ بِهٖ مُشْرِكُوْنَ ࣖ ١٠٠
Sungguh, setan itu tidak akan berpengaruh terhadap orang yang beriman dan bertawakal kepada Tuhan. Pengaruhnya hanyalah terhadap orang yang menjadikannya pemimpin dan terhadap orang yang mempersekutukannya dengan Allah. (an-Naḥl/16: 99-100)
Kemudian Allah swt mengancam setan dan pengikut-pengikutnya dengan neraka Jahanam sebagai pembalasan bagi segala macam kejahatan yang pernah mereka perbuat.
Allah swt menerangkan keadaan neraka yang akan didiami oleh orang-orang yang sesat, yaitu terdiri atas tujuh tingkat. Tiap-tiap tingkat didiami oleh orang-orang yang dosa dan hukumannya sesuai dengan tingkat kejahatan yang telah mereka perbuat.
Menurut Ibnu Juraij, neraka itu tujuh tingkat, pertama Jahannam; kedua Laẓā; ketiga Huṭamah; keempat: Sa’īr; kelima Saqar; keenam Jahīm; dan ketujuh Hāwiyah. Masing-masing tingkat ditempati sesuai dengan kadar dosa mereka.
Dari ayat-ayat ini dapat dipahami bahwa manusia mempunyai dua macam sifat yang menonjol, yaitu pertama, mempunyai sifat yang suka mengikuti hawa nafsu dan terpengaruh oleh kehidupan dunia dengan segala macam kenikmatan hidup yang memesona dirinya. Mereka inilah orang-orang musyrik yang mudah dipengaruhi setan. Kedua, manusia yang mempunyai sifat percaya kepada Allah dan rasul, jiwanya bersih dan mulia, hubungannya dengan Allah sangat dekat, dan suka kepada kebaikan. Golongan ini tidak dapat dipengaruhi oleh setan karena hati mereka telah cenderung kepada Allah swt.
Al-Hijr[15]:76
dan sungguh, (negeri) itu benar-benar terletak di jalan yang masih tetap (dilalui manusia). Ibn Katsir
إن فيما أصابهم لَعظاتٍ للناظرين المعتبرين، وإن قراهم لفي طريق ثابت يراها المسافرون المارُّون بها. إن في إهلاكنا لهم لَدلالةً بيِّنةً للمصدقين العاملين بشرع الله.
(Dan sesungguhnya kota itu) yaitu kota kaum Nabi Luth (benar-benar terletak di jalan yang masih tetap dilalui manusia) yakni jalan yang masih dipakai oleh orang-orang Quraisy untuk menuju ke negeri Syam; jalan itu masih tetap ada; mengapa mereka tidak mau menjadikannya sebagai pelajaran?
Tafsir Tahlili
Allah swt menerangkan bahwa negeri kaum Luṭ yang telah dihancurkan itu terletak pada jalan-jalan yang biasa dilalui manusia. Reruntuhannya dapat dilihat sampai saat ini oleh orang-orang yang mengadakan perjalanan dari Medinah ke Syam. Hal ini ditegaskan oleh Allah swt dalam firman-Nya yang lain:
وَاِنَّكُمْ لَتَمُرُّوْنَ عَلَيْهِمْ مُّصْبِحِيْنَۙ ١٣٧ وَبِالَّيْلِۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ ࣖ ١٣٨
Dan sesungguhnya kamu (penduduk Mekah) benar-benar akan melalui (bekas-bekas) mereka pada waktu pagi, dan pada waktu malam. Maka mengapa kamu tidak mengerti? (aṣ-Ṣaffāt/37: 137-138)
Orang-orang Arab Mekah biasanya mengadakan perdagangan ke Syam. Mereka berangkat dalam kafilah. Dalam perjalanan mereka pulang balik dari Mekah ke Syam itu, mereka melalui negeri kaum Luṭ dan dapat menyaksikan bekas-bekasnya.
Al-Hijr[15]:79
maka Kami membinasakan mereka. Dan sesungguhnya kedua (negeri) itu terletak di satu jalur jalan raya. Ibn Katsir
وقد كان أصحاب المدينة الملتفة الشجر -وهم قوم شعيب- ظالمين لأنفسهم لكفرهم بالله ورسولهم الكريم، فانتقمنا منهم بالرجفة وعذاب يوم الظلة، وإن مساكن قوم لوط وشعيب لفي طريق واضح يمرُّ بهما الناس في سفرهم فيعتبرون.
(Maka Kami membalas perbuatan mereka itu) yaitu membinasakan mereka dengan musim panas yang sangat (Dan sesungguhnya kedua kota itu) yaitu kota kaum Nabi Luth dan kota kaum Nabi Syuaib (benar-benar terletak di jalan umum) yakni jalan raya (yang terang) jelas; mengapa kalian hai penduduk Mekah tidak mau mengambil pelajaran daripadanya?
Tafsir Tahlili
Karena tindakan mereka yang melanggar larangan Allah dan meng-abaikan seruan rasul itu, mereka ditimpa azab berupa panas terik selama tujuh hari, tanpa sedikit pun awan yang menaungi. Allah kemudian mengirimkan awan, lalu mereka bernaung di bawahnya. Tiba-tiba dari dalam awan itu memancar nyala api yang menghanguskan mereka. Dalam Surah al-A‘rāf/7: 91, diterangkan bahwa mereka juga ditimpa gempa yang dahsyat.
فَاَخَذَتْهُمُ الرَّجْفَةُ فَاَصْبَحُوْا فِيْ دَارِهِمْ جٰثِمِيْنَۙ ٩١
Lalu datanglah gempa menimpa mereka, dan mereka pun mati bergelimpangan di dalam reruntuhan rumah mereka. (al-A’raf/7: 91)
Kemudian Allah swt menerangkan bahwa kota Sodom dan kota Aikah itu adalah dua kota yang berdekatan letaknya, sama-sama terletak di jalan yang biasa dilalui manusia. Bahkan, bekas peninggalan mereka masih dapat dilihat dan diteliti, agar dijadikan pelajaran oleh orang-orang yang mau menggunakan pikirannya.
An-Nahl[16]:9
Dan hak Allah menerangkan jalan yang lurus, dan di antaranya ada (jalan) yang menyimpang. Dan jika Dia menghendaki, tentu Dia memberi petunjuk kamu semua (ke jalan yang benar). Ibn Katsir
وعلى الله بيان الطريق المستقيم لِهدايتكم، وهو الإسلام، ومن الطرق ما هو مائل لا يُوصل إلى الهداية، وهو كل ما خالف الإسلام من الملل والنحل. ولو شاء الله هدايتكم لهداكم جميعًا للإيمان.
(Dan hak bagi Allah menerangkan jalan yang lurus) hak bagi Allah menjelaskannya (dan di antara jalan-jalan) tersebut (ada yang bengkok) menyimpang dari jalan yang lurus. (Dan jika Dia menghendaki) untuk memberi petunjuk kepada kalian (niscaya Dia memberi petunjuk kepada kalian) ke jalan yang lurus (semuanya) sehingga kalian semua mendapat petunjuk ke jalan yang lurus itu atas kehendak kalian sendiri.
Tafsir Tahlili
Allah swt menyebutkan nikmat-Nya yang berguna untuk kepentingan jiwa manusia, agar mereka mengetahui dan mensyukuri Pencipta alam semesta dan nikmat yang sangat luas ini. Allah menjelaskan bahwa Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi untuk membimbing manusia melalui wahyu kepada para rasul-Nya dan memerintahkan mereka untuk menaatinya. Ini bertujuan agar manusia sampai pada kebenaran. Dengan demikian, barang siapa mengikuti bimbingan itu berarti ia akan memperoleh kebahagiaan yang sangat berguna bagi dirinya. Akan tetapi, barang siapa yang menempuh jalan sesat maka akibatnya akan diderita dan dirasakannya sendiri.
Allah swt berfirman:
وَاَنَّ هٰذَا صِرَاطِيْ مُسْتَقِيْمًا فَاتَّبِعُوْهُ ۚوَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيْلِهٖ ۗذٰلِكُمْ وَصّٰىكُمْ بِهٖ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ ١٥٣ (الانعام)
Dan sungguh, inilah jalan-Ku yang lurus. Maka ikutilah! Jangan kamu ikuti jalan-jalan (yang lain) yang akan mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu bertakwa. (al-An‘ām/6: 153)
Dan firman-Nya:
قَالَ هٰذَا صِرَاطٌ عَلَيَّ مُسْتَقِيْمٌ ٤١ (الحجر)
Dia (Allah) berfirman, “Ini adalah jalan yang lurus (menuju) kepada-Ku.” (al-Ḥijr/15: 41)
Dan firman-Nya:
اِنَّ عَلَيْنَا لَلْهُدٰىۖ ١٢ (الّيل)
Sesungguhnya Kamilah yang memberi petunjuk. (al-Lail/92: 12)
Di samping jalan lurus itu, ada jalan yang menyimpang dari kebenaran. Apabila manusia melalui jalan itu, mereka tidak akan mencapai kebahagiaan. Jalan itu adalah jalan kesesatan, yang membawa manusia pada perpecahan dan kehancuran.
Menurut ayat ini, jalan lurus yang mengantarkan manusia untuk mem-peroleh kebahagiaan hanyalah agama Islam, yaitu agama yang hanif, disyariatkan Allah dan diwahyukan-Nya kepada Nabi Muhammad saw, serta sesuai dengan fitrah manusia.
Allah swt berfirman:
فَاَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّيْنِ حَنِيْفًاۗ فِطْرَتَ اللّٰهِ الَّتِيْ فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَاۗ لَا تَبْدِيْلَ لِخَلْقِ اللّٰهِ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُۙ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَۙ ٣٠ (الرّوم)
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (ar-Rūm/30: 30)
Sesungguhnya Allah berkuasa untuk membimbing manusia seluruhnya untuk beragama tauhid. Akan tetapi, Allah swt Maha Bijaksana. Ia memberi hak pilih kepada manusia karena mereka memiliki akal dan pikiran untuk digunakan sebagaimana mestinya. Allah juga memberikan bimbingan wahyu kepada manusia melalui rasul-Nya, agar mereka melaksanakan tuntunan itu berdasarkan pilihannya. Firman Allah:
وَلَوْ شَاۤءَ رَبُّكَ لَاٰمَنَ مَنْ فِى الْاَرْضِ كُلُّهُمْ جَمِيْعًاۗ
Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang di bumi seluruhnya. (Yūnus/10: 99)
Untuk mendorong minat manusia melakukan amal yang baik, Allah swt menjanjikan pahala. Sebagai upaya menghilangkan kecenderungan mereka melakukan amal yang jelek, Allah juga memberi peringatan dengan ancaman yang pedih. Hal ini dimaksudkan agar manusia mau mengikuti petunjuk-Nya dan menghindari larangan-Nya.
An-Nahl[16]:15
Dan Dia menancapkan gunung di bumi agar bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk, Ibn Katsir
وأرسى في الأرض جبالا تثبتها حتى لا تميل بكم، وجعل فيها أنهارًا؛ لتشربوا منها، وجعل فيها طرقًا؛ لتهتدوا بها في الوصول إلى الأماكن التي تقصدونها.
(Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi dengan kokohnya) gunung-gunung yang tegak kokoh supaya (tidak) jangan (bumi itu goncang) bergerak (bersama kalian dan) Dia telah menciptakan padanya (sungai-sungai) seperti sungai Nil (dan jalan-jalan) jalan untuk dilalui (agar kalian mendapat petunjuk) untuk sampai kepada tujuan-tujuan kalian.
Tafsir Tahlili
Allah swt juga menyebutkan nikmat yang didapat manusia secara tidak langsung. Dia menciptakan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang. Dengan demikian, binatang-binatang serta manusia yang berada di permukaannya dapat hidup tenang. Gambaran yang dapat diambil dari ayat ini ialah bahwa gunung diciptakan oleh Allah sebagai pemelihara keseimbangan bumi sehingga dapat berputar dengan tenang. Mengenai ketenangan bumi karena adanya gunung itu dapat diumpamakan seperti tenangnya perahu di atas air. Apabila perahu itu tidak diberi beban, ia mudah tergoncang oleh gelombang ombak. Tetapi apabila diberi beban yang cukup berat, maka perahu itu tidak mudah oleng.
Allah swt menciptakan sungai di permukaan bumi yang mengalir dari suatu tempat ke tempat lain sebagai nikmat yang diberikan pada hamba-Nya. Sungai itu berfungsi sebagai sumber pengairan yang dapat diatur untuk mengairi sawah dan ladang, sehingga manusia dapat bercocok tanam untuk memenuhi segala macam kebutuhannya. Di samping itu, sungai dapat juga dijadikan sebagai sarana lalu lintas guna kepentingan pengangkutan barang-barang dagangan manusia.
Allah juga menciptakan daratan yang dapat digunakan sebagai sarana perhubungan dan transportasi dari suatu negeri ke negeri yang lain. Jalan-jalan itu terbentang mulai dari tepi pantai, menembus hutan-hutan, dan melingkari gunung-gunung, sehingga dengan demikian manusia dapat mencapai tujuannya tanpa tersesat ke tempat lain. Itulah sebabnya di akhir ayat ini, Allah swt menyebutkan bahwa manfaat dari jalan-jalan itu agar manusia mendapat petunjuk. Artinya tidak tersesat tanpa arah tujuan.
Firman Allah:
وَجَعَلْنَا فِى الْاَرْضِ رَوَاسِيَ اَنْ تَمِيْدَ بِهِمْۖ وَجَعَلْنَا فِيْهَا فِجَاجًا سُبُلًا لَّعَلَّهُمْ يَهْتَدُوْنَ ٣١ (الانبياۤء)
Dan Kami telah menjadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh agar ia (tidak) guncang bersama mereka, dan Kami jadikan (pula) di sana jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk. (al-Anbiyā'/21: 31)
Ayat 15 Surah an-Naḥl/16 ini juga menyiratkan bagaimana proses geologi berjalan, yang pada dasarnya berupa siklus yang tiada berhenti. Ketika proses erosi terjadi maka seluruh material hasil erosi dihamparkan dan diendapkan pada tempat-tempat yang lebih rendah, bahkan mencapai wilayah-wilayah terendah seperti palung-palung yang terdapat di sebelah barat pulau Sumatera ataupun di selatan pulau Jawa. Kumpulan material akibat erosi selama jutaan tahun ini secara bersamaan dihimpit oleh lempengan-lempengan yang terus bergerak dan lambat laun menghasilkan pegunungan.
Proses geologi selalu menuju ke keseimbangan yang terukur. Pada pegunungan yang menjulang tinggi, maka beban ini menekan kerak bumi di bawahnya dan menyebabkan kerakbumi menekuk lebih dalam, ibarat sebuah akar yang menunjam dalam dan membuat bumi stabil. Jadi, di bawah pegunungan terdapat akar yang ketebalannya prororsional dengan beratnya (terukur). Contoh dari fenomena adalah dibawah pengunungan Himalaya yang menjulang tinggi terdapat akar yang dalam.