(Maka kenapa ia tidak) atau mengapa ia tidak (menempuh jalan yang sulit?)
Tafsir Tahlili
Dalam ayat ini, Allah bertanya, “Apakah tidak sebaiknya ia merapikan jalan mendaki yang terjal?” Artinya, manusia seharusnya bekerja keras dan berjuang semaksimal mungkin mengatasi segala rintangan supaya berhasil menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan besar dan meninggalkan jasa-jasa besar.
Al-Balad[90]:12
Dan tahukah kamu apakah jalan yang mendaki dan sukar itu? Ibn Katsir
وأيُّ شيء أعلمك: ما مشقة الآخرة، وما يعين على تجاوزها؟
(Tahukah kamu) maksudnya apakah kamu mengetahui (apakah jalan yang sulit) yang akan ditempuhnya itu? Ungkapan ini mengagungkan kedudukan jalan tersebut. Ayat ini merupakan Jumlah Mu'taridhah atau kalimat sisipan; kemudian dijelaskan oleh ayat berikutnya, yaitu:
Tafsir Tahlili
Allah bertanya kepada manusia untuk memotivasi mereka, “Apakah jalan mendaki yang terjal itu?” Artinya, pekerjaan-pekerjaan besar itu memang sulit dikerjakan tetapi harus diatasi.
Ash-Shams[91]:8
maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya, Ibn Katsir
أقسم الله بالشمس ونهارها وإشراقها ضحى، وبالقمر إذا تبعها في الطلوع والأفول، وبالنهار إذا جلَّى الظلمة وكشفها، وبالليل عندما يغطي الأرض فيكون ما عليها مظلمًا، وبالسماء وبنائها المحكم، وبالأرض وبَسْطها، وبكل نفس وإكمال الله خلقها لأداء مهمتها، فبيَّن لها طريق الشر وطريق الخير، قد فاز مَن طهَّرها ونمَّاها بالخير، وقد خسر مَن أخفى نفسه في المعاصي.
(Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu kefasikan dan ketakwaannya) maksudnya Allah menjelaskan kepadanya jalan kebaikan dan jalan keburukan. Lafal At-Taqwaa letaknya diakhirkan karena demi memelihara keserasian bunyi akhir ayat, sedangkan sebagai Jawab dari Qasam di atas ialah:
Tafsir Tahlili
Terakhir, Allah bersumpah dengan diri manusia yang telah Ia ciptakan dengan kondisi fisik dan psikis yang sempurna. Setelah menciptakannya secara sempurna, Allah memasukkan ke dalam diri manusia potensi jahat dan baik.
فأمَّا من بذل من ماله واتقى الله في ذلك، وصدَّق بـ"لا إله إلا الله" وما دلت عليه، وما ترتب عليها من الجزاء، فسنرشده ونوفقه إلى أسباب الخير والصلاح ونيسِّر له أموره.
(Adapun orang yang memberikan) menginfakkan hartanya di jalan Allah (dan bertakwa) kepada Allah.
Tafsir Tahlili
Dalam ayat ini, Allah menerangkan adanya tiga tingkah laku manusia. Pertama, suka memberi, yaitu menolong antara sesama manusia. Ia tidak hanya mengeluarkan zakat kekayaannya, yang merupakan kewajiban, tetapi juga berinfak, bersedekah, dan sebagainya yang bukan wajib. Kedua, bertakwa, yaitu takut mengabaikan perintah-Nya atau melanggar larangan-Nya.
Ketiga, membenarkan kebaikan Allah, yaitu mengakui nikmat-nikmat yang telah diberikan kepadanya lalu mensyukurinya. Nikmat terbesar Allah yang ia akui adalah surga. Oleh karena itu, ia tidak segan-segan beramal di dunia untuk memperolehnya, di antaranya membantu antara sesama manusia.
Kepada mereka yang melakukan tiga aspek perbuatan baik di atas, Allah akan memberikan kemudahan bagi mereka, yaitu kemudahan untuk memperoleh keberuntungan di dunia maupun di akhirat.
Al-Layl[92]:7
maka akan Kami mudahkan baginya jalan menuju kemudahan (kebahagiaan), Ibn Katsir
فأمَّا من بذل من ماله واتقى الله في ذلك، وصدَّق بـ"لا إله إلا الله" وما دلت عليه، وما ترتب عليها من الجزاء، فسنرشده ونوفقه إلى أسباب الخير والصلاح ونيسِّر له أموره.
(Maka Kami kelak akan menyiapkan baginya tempat yang mudah) yaitu surga.
Tafsir Tahlili
Dalam ayat ini, Allah menerangkan adanya tiga tingkah laku manusia. Pertama, suka memberi, yaitu menolong antara sesama manusia. Ia tidak hanya mengeluarkan zakat kekayaannya, yang merupakan kewajiban, tetapi juga berinfak, bersedekah, dan sebagainya yang bukan wajib. Kedua, bertakwa, yaitu takut mengabaikan perintah-Nya atau melanggar larangan-Nya.
Ketiga, membenarkan kebaikan Allah, yaitu mengakui nikmat-nikmat yang telah diberikan kepadanya lalu mensyukurinya. Nikmat terbesar Allah yang ia akui adalah surga. Oleh karena itu, ia tidak segan-segan beramal di dunia untuk memperolehnya, di antaranya membantu antara sesama manusia.
Kepada mereka yang melakukan tiga aspek perbuatan baik di atas, Allah akan memberikan kemudahan bagi mereka, yaitu kemudahan untuk memperoleh keberuntungan di dunia maupun di akhirat.