Pahala Yang Diperoleh Orang Tua Dari Anak Yang Membaca al-Qur'an Dan Manfaatnya Untuk Keluarga

عَنْ مُعَاذٍ الْجُهَنِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ :

مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ وَعَمِلَ بِمَا فِيهِ، أُلْبِسَ وَالِدَاهُ تَاجًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ، ضَوْءُهُ أَحْسَنُ مِنْ ضَوْءِ الشَّمْسِ فِي بُيُوتِ الدُّنْيَا، لَوْ كَانَتْ فِيكُمْ فَمَا ظَنُّكُمْ بِالَّذِي عَمِلَ بِهَذَا.

رواه أبو داود

Mu’az al-Juhani ra berkata: Rasulullah saw bersabda:

Barangsiapa membaca al-Qur’an dan mengamalkan apa yang terdapat di dalamnya, maka pada hari kiamat nanti, kedua orangtuanya akan dipakaikan mahkota yang cahayanya lebih indah daripada cahaya matahari yang menyinari rumah-rumah kalian. Kalaulah hal itu terjadi pada diri kalian, bagaimana halnya terhadap yang mengerjakannya.

 

  • Hadis da’if, diriwayatkan oleh Abu Dawud (hadis no. 1241). Dalam sanadnya terdapat Zabban ibn Fa’id, yang dinilai da’if oleh beberapa ulama (lihat biografinya dalam Tahdzib al-Kamal, karya al-Mizzi, jil. IX, h. 281-282; Taqrib al-Tahdzib, karya Ibn Hajar, h. 213).


عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم :

مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ وَاسْتَظْهَرَهُ، فَأَحَلَّ حَلاَلَهُ وَحَرَّمَ حَرَامَهُ، أَدْخَلَهُ اللَّهُ بِهِ الْجَنَّةَ، وَشَفَّعَهُ فِي عَشْرَةٍ مِنْ أَهْلِ بَيْتِهِ، كلُّهُمْ قَدْ وَجَبَتْ لَهُ النَّارُ.

رواه الترمذي

Ali ibn Abi Talib ra berkata: Rasulullah saw bersabda:

Barangsiapa yang membaca al-Qur’an dan menampakkannya, yaitu dengan menghalalkan apa yang dihalalkan al-Qur’an dan mengharamkan apa yang diharamkannya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga, dan akan dapat memberikan syafa’at/pertolongan terhadap sepuluh orang karabatnya, yang semuanya sudah ditentukan masuk ke dalam neraka.

 

  • Hadis da’if, diriwayatkan oleh al-Tirmizi (hadis no. 2830). Menurut beliau, dalam sanad hadis ini terdapat perawi yang dinilai da’if, yaitu Hafs bin Sulaiman (lihat biografinya dalam kitab Tahdzib al-Kamal, karya al-Mizzi, jil VII, h. 10-12; Taqrib al-Tahdzib, karya Ibn Hajar, h. 172). Menurut penulis, hadis ini mempunyai beberapa penguat sehingga masih dapat dikatagorikan da’if, meski Hafs sendiri mempunyai kredibilitas periwayatan hadis yang rendah, lebih dari sekedar da’if, yaitu da’if jiddan.